Telaga Dewi di Gunung Singgalang

Budiarto

Gunung Singgalang – Pesona Telaga Dewi
Pernahkan sahabat mendengar tentang Gunung  Singgalang ? Bagi pecinta dan penggiat alam bebas, mungkin sudah ada yang kenal dengan Gunung Singgalang.

Gunung  Singgalang memiliki ketinggian 2.877 Mdpl dan terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat – tepat bersebelahan dengan Gunung Tandikek. Gunung ini termasuk dalam tipe gunung berapi tidak aktif dikarenakan tidak ada lagi aktifitas didalam dapur magma. Puncak gunung Singgalang mengalami erupsi terakhir kali kurang lebih sekitar dua ribu tahun lalu yang mengakibatkan kondisi cekungan kawah sekarang tergenang dengan air.
Jalur Pendakian Gunung Singgalang Via Desa Koto Barunagari

Jalur pendakian untuk mencapai puncak Gunung Singgalang bisa melalui Desa Koto Barunagari Pandai Sikek dan melalui Desa Balingka. Tetapi jalur yang lebih sering dilalui adalah jalur Nagari Pandai Sikek.

Dari Desa Koto Barunagari Pandai Sikek, jalur pendakian cukup menanjak dengan kemiringan 45 derajat dan sepanjang trek ditumbuhi tumbuhan hutan hujan tropis. Salah satu hal yang menarik dari gunung ini adalah sebelum mencapai pinggang gunung kita bisa menjumpai beberapa pabrik pembuatan gula tebu tradisional. Karena memang pada dasarnya, kaki gunung singgalang ditanami dengan tanaman tebu. Keunikannya, beberapa pabrik masih menggunakan cara tradisional menggunakan kerbau untuk memeras air tebu dan tentunya kesempatan melihat langsung aktifitas warga desa Koto ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Tapi tidak hanya itu, saat melewati ladang tebu biasanya pendaki dikagetkan dengan gonggongan anjing penjaga ladang yang kerap kali menghadang rombongan.

Perjalanan dilanjutkan sampai kepinggang gunung dan pendakian dimulai dari stasiun pemancar RCTI dan TVRI PADANG ( seperti pos pemancar yang ada di gunung Cikuray – Jawa Barat ). Disini pendaki akan melewati tanaman serumpun bambu yang oleh masyarakat Minang disebut pimpiang. Tumbuhan ini tumbuh rapat sehingga ujung-ujungnya melengkung dan membentuk seperti terowongan di trek pendakian. Kita akan jumpai lebih kurang 500 meter.

Selepas jalur ini barulah disambut dengan jalur pendakian akar dan tanah humus sampai puncak. Sebelum sampai di Telaga Dewi, kita akan melewati sedikit jalur pendakian batu- tipe batu gamping – yang sudah mengeras karena pengaruh suhu dan umur bebatuan. Karena hampir mengandung unsur humus, bebatuan ini juga ditutupi lumut sehingga disarankan agar berhati – hati apalagi dalam musim penghujan. Lebih kurang 20 menit melewati tanjakan batu, kita masuk lagi kehutan dengan kondisi geografis tanah sedikit datar. Perdu dan pakis gunung banyak dijumpai di sini karena pengaruh kandungan air tanah.

Berselang 10 menit melewati trek barulah sampai di Telaga Dewi. Telaga dewi ketika kabut turun, permukaan telaga nyaris tidak terlihat. Hal ini menyebabkan telaga terkesan sangat sunyi dan mistis. Pendaki bisa mendirikan kemah disekitar telaga dengan catatan hati – hati bahaya tergenang air apa bila hujan deras turun. Tapi apabila musim kemarau, kita bisa mendirikan tenda persis dibibir telaga.

Satu informasi khusus untuk pendaki pemula atau pendaki dari luar daerah Sumatera Barat yaitu sepanjang jalur pendakian dari pemancar RCTI sampai Telaga Dewi, ada tiang listrik penyangga kabel pemancar setinggi lebih kurang empat meter berjejer sampai kepuncak. Sehingga jangan takut tersesat apabila selama pendakian masih menemukan tiang – tiang listrik tersebut.

Produk Lainnya

Belajar Bisnis Oriflame

Mas Arto -

Website ini tidak ada sangkut paut dengan Kanjeng Gusti Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono, hanya sebuah catatan acak tentang kekayaan negeri tercintaku Indonesia - Proud tobe an Indonesian.